Menguak Status Facebook Edi pada 26 Mei 2010

Kamis, 27 Mei 2010. Hari ini tepat 1 hari setelah aku mengeluarkan status dengan untaian kata kepada seseorang. Mungkin orang yang aku maksud dalam tulisan statusku itu ga nyadar, atau mungkin ga tau kalau aku menuliskan itu untuknya. Status dengan untaian kata sederhana itu sengaja aku publish pada jam 17.21 (Setengah enam sore). Kenapa harus jam segitu? Alasannya simple. Di area Jatim, 17.21 menjadi ambang batas dari waktu ashar dan maghrib. Pada jam itu pula, teman-teman yang aku kenal mulai OFF dari kegiatan facebookan mereka. Kalau yang aku teliti, biasanya mendekati jam 17.00 (Lima Sore) Teman-teman yang aku kenal di area jatim khususnya mulai pada OFFLINE. Jadi bisa sedikit lebih tenang. Hehehe..

Kenapa harus menghindari mereka? Ini sebenernya bukan menghindari. Tapi menutupi. Hehehe.. Sama saja ya? ^^' sebenernya ga ada masalah sih kalau teman-teman pada tau. Tapi kan ya ga enak aja gitu. mengingat, Status itu mempunyai makna yang begitu dalam, kalau yang baca menyadari ce.. :)

Berikut adalah Screenshoot dari statusku yang aku ambil barusan, sekitar dua jam yang lalu. Hehehe...


Status itu sengaja aku kirim melalui Ponsel beberpa jam setelah aku Online via komputer. Ini memang sengaja dilakukan untuk menghilangkan jejak dari dunia online. Penting ga sich?? toh percuma aja kan? Udah jelas temen-temen pada tau lewat notifikasi dari facebook kan? So itu percuma! Aku dengan jelas mengatakan, Ga juga! Notifikasi itu bisa diakali dengan memberikan status terus menerus. Alias pembaruan status. Kebiasaaan dari temen-temen, notifikasi yang lebih diutmakan adalah notifikasi status paling atas. karena itu merupakan stastus terbaru. Walaupun ga sedikit juga sih yang membuka semuanya.

OK, kembali ke topik utama dari status yang bersangkutan. Dalam status itu jelas tertulis :
"Kulihat bayangnya kini semakin jelas. Tapi raganya? Entah kapan aku bisa melihatnya kembali. Mungkinkah suatu saat aku akan memiliki bayangan itu dalam wujud nyata yang terindah kelak?" (sudah ditranslate dari format SMS menjadi Bahasa Indonesia yang baik, tapi belum tentu benar. Hehe..)
Cukup simple kan? Jelas itu mudah sekali dimengerti. Sudah jelas itu tentang seorang yang kini jauh dimata, tapi dekat dihati. Namun disisi lain, hati yang jauh ada di seberang sana belum tentu merasakan hal yang sama. Untuk itulah kalimat berikutnya berbunyi : Entah kapan aku bisa melihatnya kembali. Kalimat ini juga berarti sebuah pengharapan akan sesuatu yang telah pergi. Jelas itu adalah sesuatu yang pernah menjadi milikku dalam nyata. Pengharapann itu kembali ditekankan pada kalimat "Mungkinkah suatu saat nanti aku akan memiliki bayangan itu.."  Sedangkan untuk lanjutan kalimat tersebut, "..dalam wujud nyata yang terindah kelak?" mungkin ini akan luput dari pemikiran orang. Mungkin juga orang akan menganggap lain dari yang aku pikirkan dalam kalimat itu yang sesungguhnya. Secara tak langsung, kalimat itu menuju pada sebuah prosesi sakral yang harusnya dilakukan sekali dalam seumur hidup. Mungkin kamu dah ngerti apa yang aku maksud. Jadi, aku tak perlu menyebutkannya. Biar dia yang akan tau dan merasakannya sendiri.

Cukup sekian dan terima kasih. (Endingnya ga asyik nih.. formal abiez... :p)

0 Response to "Menguak Status Facebook Edi pada 26 Mei 2010"

Posting Komentar

Pembaca baik dan bijak, meninggalkan jejak untuk perbaikan penulis. Tuliskan komen dan kritik kamu di bawah ini, atau kamu bisa komen via Facebook Comment