Ingin Marah tapi Aku Tak Kenal


Beberapa hari lalu, tepatnya pada hari sabtu 24 Mei 2010. Aku berangkat lebih lambat dari biasanya. Aku berangkat sekitar pukul 09.45 dari rumah. kali ini aku sengaja melewati jalur yang lebih jauh karena kondisi jalanan yang tak memungkinkanu untuk bersantai dan menikmati sekeliling. ups, begitu banyak polusi. Itu yang ku benci. Jalan yang aku tempuh adalah jalan pedesaan yang masih hijau dan dikelilingi sawah nan permai dengan beberapa pohon perdu di hampir sekeliling jalan. Berikut adalah skema jalanan yang aku lalui.


Dalam perjalananku tersebut, aku begitu santai dan menikmati pemandangan sekitar dan sejuknya udara alami dengan sedikit polusi itu. Pemandangan gunung yang melingkupi daerah itu pun membuatku semakin enjoy dalam perjalanan itu. Namun, begitu sampai di titik 'a' pikiranku mulai tergelitik saat melihat sepasang lawan jenis berduaan di atas motor bebek hitam dengan aksesoris hitam yang terlihat elegan. Sang laki-laki mengenakan Hem kotak-kotak dengan warna hijau plus hitam. Dia tampak terlihat Cool abis. Sementara sang perempuan mengenakan pakaian berdasar kaos abu-abu dengan tambahan warna pink dan kerudung hitam yang membalut mukanya. Sepintas, saat aku melihat wanita itu pada saat aku melintasi titik 'b', aku teringat pada seorang wanita yang sangat aku sayang. Balutan kerudung dan bentuk muka sang cewek lah yang meningatkanku pada sang terkasih. Begitu melintasi titik 'c', terlihat gelagat aneh dari sang cowok. Si cowok itu tampak melihati kondisi jalanan yang sepi. Seakan menjari kesempatan untuk mencuri sesuatu. Aku mulai tak enak dengan situasi saat itu. Tapi aku hanya berusaha tenang. Entah apa yang aku pikirkan, tapi pikiranku tak tenang. Otomatis, begitu melewati titik 'd', rasa tak tenang itu membuatku harus menoleh ke belakang. Naas, saat aku melihat ke belakang, kedua muka dari lawan jenis itu saling bertatap dan semakin dekat hingga adegan kissing itu tak tertolak oleh mataku secara jelas.

Aneh, saat itu pula hati ini begitu marah. Hatiku bergejolak. Seakan ada yang membuatku harus menghantam wajah si cowok bebaju kotak-kotak hitam-hijau itu. Begitu pula dengan sang cewek. Aku begitu menyayangkan tidakannya yang dengan mudah memberikan kissing pada sang cowok. Aku mengerti kalau aku ini bukan siapa-siapa dari kedua orang itu. Bahkan aku tak kenal mereka. Tapi entah kenapa emosi ini begitu meledak-ledak saat itu. Apa karena aku yang saat itu sempat melihat sang cewek yang memiliki kemiripan dengan Seorang yang aku kasihi? Atau karena aku yang terlalu memuja dan menjaga kesucian seorang wanita?

Aku jadi teringat ucapan guru dan ibuku. Saat aku kelas 6 SD, seorang guru yang aku kenal dengan panggilan Bu Lastri, pernah mengatakan padaku. "Perempuan itu ibarat piring beling yang mudah pecah. Sedangkan Laki-laki itu ibarat piring plastik yang tak mudah pecah walaupun jatuh berulang kali." Dalam pikirku pun beraduk. Benar saja, piring belingpun begitu tergores akan sulit untuk meninggalkan goresan itu. Namun, Laki-laki, goresan apapun tak akan begitu berpengaruh. Belum lagi ucapan ibuku yang pernah mengatakan "Menjaga anak perempuan itu susah. Dikerasi salah, dihalusi juga salah. Makanya, jangan kamu mempermainkan anak perempan..". Begitulah ucap ibuku beberapa menit setelah aku menceritakan kejadian saat aku bertemu dengan "dia" yang aku sayangi sampai sekarang. Kedua hal itulah yang membuatku begitu ingin menjaga seorang wanita. Sebisa mungkin aku ingin menjaganya.

Namun, saat melihat adegan ciuman yang langsung terekam oleh mataku ini. Hatiku begitu tersayat. Mungkin karena keinginanku untuk menjaga seorang wanita dan kemiripan yang sempat aku lihat pada cewek itu yang membuat hatiku begitu begejolak. Entah apa Jadinya jika perempuan yang aku sayang dengan mudahnya memberikan ciuman pada laki-laki lain di depanku. Begitu kecewa dan ingin marah, tentu itu yang akan terjadi.

Mungkin memang harus diakui, Ciuman alias Kissing itu nikmat. Tapi apakah pantas jika seorang yang belum terikat dalam sebuah status pernikahan melakukan hal itu? Dimana kesucian cinta itu? Apakah memang nafsu itu harus disamaartikan dengan cinta? Kenapa pula begitu banyak wanita yang memberikan ciuman itu pada pasangannya? Apa karena laki-lakinya yang tak bisa mengontrol emosinya? Atau memang sang wanita yang kurang menjaga diri?

Huh.. sebuah hal yang sulit dilakukan untuk jaman yang makin edan. Dimana hal yang seharusnya di lakukan dalam sebuah pernikahan kini dilakukan sebelum pernikahan. Harus di ketahui pula, dari kising itu bisa saja menuju pada hal lain yang 'lebih'. Kalau sudah terjadi hal diluar nikah? Siapa yang perlu dipersalahkan? Kadang seorang wanita menyalahkan laki-laki, tapi perlu di ingat juga, kenapa wanitanya mau? Jelas ini salah keduanya. Kalau saja bisa lebih mengontrol emosi dan nafsunya, InsyaAllah semua akan lebih baik :)

"Ya Allah, semoga aku tak lagi tergolong dari mereka yang mengatasnamakan nafsu sebagai cinta. Dan semoga Ciuman pertamaku memang untuk wanita yang akan menjadi istriku kelak. Ya Allah, lindungi pula aku yang kini dalam sendiri menjaga anugrah yang kau berikan. Jagalah cintaku padaMu dan berikanlah hati seorang yang pernah mengikat cinta atas namaMU untuk bersanding bersama hatiku. Jagalah pula 'dia' dari nafsu-nafsu yang mungkin ada disekelilingnya. Amin..." Doaku untuk diri dan cintaku yang kini jauh dimata.

0 Response to "Ingin Marah tapi Aku Tak Kenal"

Posting Komentar

Pembaca baik dan bijak, meninggalkan jejak untuk perbaikan penulis. Tuliskan komen dan kritik kamu di bawah ini, atau kamu bisa komen via Facebook Comment