Bermimpi di SMASA yang baru

Pasuruan, 11 Juni 2010. Begitu nyampe rumah, jemari ini tak sabar menekan tmbol TV untuk melihat opening ceremony FIFA World Cup 2010 di Afrika Selatan. Setelah lama mendengar ocehan sang pembawa acara, badan ini terasa gemetar melihat opening ceremony itu. Entah kenapa. Seakan semarak dan semangat itu ada dalam diri ini ketika melihat sorak sorai dan mimik para penonton di Stadion Soccer City. It's the Greatest moment ever! [Lebay Mode On]

Usai menyaksikan hari pertama perhelatan akbar dunia dengan hasil 1:1 pada pertandingan pertama kala itu, dalam lelap aku melihat sebuah visualisasi tentang sekolahku dulu. Yupz, SMASA (SMA negeri 1) Pasuruan. Entah bagaimana awal mulanya. dalam visualisasi alam bawah sadar itu, terlehiat jelas olehku bahwa aku saat itu aku berada di bangunan yang tak aku kenal. tapi, sesaat kemudian, saat ku melangkahkan kaki, masuki gerbang dan berdiri bersama sepeda motor yang entah punya siapa. Seorang guru dengan badan kurus berpakaian batik memberiku tanda seolah berucap: "Pakai saja sepeda motor itu" dan aku pun memakainya. Sementara Sang guru yang aku kenal dengan Seutan "Pak Luluk" itu sedang sibuk mengandangkan para siswanya melewati sepasang pintu kaca. Aku tak begitu paham, yang mereka masuki itu ruang kelas ataukah ruang guru, karena bangunan itu tampak begitu megah.

Dengan sepeda motor yang aku pakai, aku mengelilingi sekolah. Aku pun tak lupa untuk memasuki bangunan yang berjajar megah itu. Tapi anehnya, dalam ruangan itu aku merasa begitu asing. Begitu banyak pula manusia berseliweran di dalamnya dengan seragam yang sama, tapi tak tampak kalau itu adalah seragam sekolah.. Aku jadi merasa seakan semua itu ada di dalam penjara.

Keluar dari ruangan, aku kembali merasa seakan ada di sekolah. Anak-anak bermain bersuka cita seakan tampak olehku ini bukan SMA, tapi SD. Aku bingung dan terus saja berjalan. hingga akhirnya aku bertemu dengan dua orang wanita paruh baya. Keduanya berkerudung dan aku mengerti betul kalau mereka berdua adalah Guru SMASA. Dia adalah seorang guru yang aku panggil "Bu Lely" dan seorang lagi yang tak ku tahu pasti namanya. tapi Aku begitu sering melihatnya di ruang BK.

Sejenak aku hanya terdiam dan Bu Lely menghujatiku dengan pertanyaan.
"Kamu ga dapat kabar dari teman-teman?" tanya Bu Lely dengan raut muka yang sering aku lihat dulu saat aku masih di SMASA. Sementara Sang Bu BK hanya diam dan ikut melihatiku.
Aku hanya diam
"Jadi kamu ga tau kabar kalau Bu Lely habis sakit?!" Entah knapa saat aku mendapat pertanyaan ini, aku merasa bu Lely begitu marah padaku. Marah karena aku tak peduli padanya.
Aku pun hanya diam.
Melihatku yang hanya diam, Bu Lely begitu saja berlalu dari hadapanku. Tapi, Bu BK hanya diam dan sepertinya tak mengerti apa yang hendak Bu Lely lakukan. Berlari dan berlari sambil seakan mencari sesuatu. bukan sesuatu, tapi seseorang. Puluhan Siswa dan siswi Bu lely bolak balik dan seakan berkata "Buka ini, bukan dia, bukan..."

Sesaat kemudian, Bu lely kembali kehadapanku dan bu Bk yang sedang duduk santai di teras depan kantor guru. Aku dan bu BK hanya diam begitu melihat sesosok siswa yang di bawa Bu lely. Begitu tampak jelas olehku betapa lelahnya bu Lely karena mencari siswi itu. Lagi-lagi tertangkap jelas olehku sebuah kalimat "Ini lo anaknya.."
Aku bebisik agak keras kepada bu BK.
"Mirip sekali dengan Tata." bisikku keras kepada bu BK.
Bu BK hanya diam tak mengerti "Tata Siapa?"
"Itu Bu, Sinta Kusuma Ningrum!"
Sementara du ujung pandanganku sang siswi hanya diam dan tersenyum melihat kebingunganku.
tanpa sadar, aku terbangun. Dan waktu di sekitarku menunjukkan pukul 01.30 (perkiraan)
Aku terjaga sejenak dan kemudian tertidur lagi. Lelap dan lagi lagi terbawa mimpi. masih tentang SMASA.
Entah bagaimana awalnya, tiba-bisa saja aku berjalan dengan seorang wanita yang aku kenal. Sepertinya aku berjalan pulang. tapi, ditengah perjalanan, aku teringat akan sesuatu yang tertinggal di Tempat sebelumnya yang aku kunjungi. SMASA. Aku bergegas kmbali. Entah apa yang ketinggalan aku sendiri tak tahu. Belum jauh aku melangkah kembali ke SMASA, ke memutar balik lankahku ke arah wanita yang aku kenal itu.
"Pinjam HP bentar." ucapku padanya sambil terengah-engah.
Dia pun mengeluarkan Hpnya dan aku pun meraihnya.
Aku bergegas ke arah sekolah. Begitu sampai di depan gerbang, hujan disertai petir dan gelapnya langit mebuatku terhenti sejenak untuk berteduh. Tak lama, hujanpun reda dan aku mendekati bangunan megah itu. Aneh, tiba-tiba saja orang-orang berdatangan menyaksikan bangunan itu. banyak sekali orang, bahkan anak-anak pun ikut melihatinya. Seakan ada sesuatu. Aku yang sedari tadi memegang HP, berpikir keras "kapan aku bisa mengambil gambar bangunan ini" entah kenapa terlintas di benakku hal semacam itu. Sepertinya, aku berniat mengambil gambar dan menunjukkannya pada teman-teman kalau SMASA kini telah berubah drastis.

lagi lagi dan lagi, keanehan muncul. Begitu aku mendekat, aku melihat Relief bertuliskan "Muhammad" dalam huruf arab. Relief berwarna hijau dengan dasar putih itu nampak jelas di atas sisi bangunan. Kilat pun seolah menjadi latar belakang dari apa yang aku lihat kala itu. Mendung yang gelap dan petir itu menambah efek "wah" hingga aku begitu takjub melihatnya.

Dan.. semua itu pun berlalu tanpa aku tahu akhirnya [Lupa mode on]

NB: ini hanya mimpi. :)

0 Response to "Bermimpi di SMASA yang baru"

Posting Komentar

Pembaca baik dan bijak, meninggalkan jejak untuk perbaikan penulis. Tuliskan komen dan kritik kamu di bawah ini, atau kamu bisa komen via Facebook Comment