Sendirian Beradu Di Kota Orang

Malang-Pasuruan, 08 Juni 2010. Hari selasa yang menyibukkan. Pagi, setelah nonton Detective Conan sampe jam 07.30, aku kembali beraktivitas menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah. For what?? Aku ke sekolah untuk mengajukan legalisir Ijazah. Baru, setelah itu aku bisa berangkat ke kota Orang, yaitu Malang.

Okay, aku awali cerita dari perjalanku menuju sekolah. Kali itu aku HARUS ke sekolah untuk membuat legalisir ijazah dan segera mengambilnya untuk dibawa ke Malang. Seperti yang pernah aku critakan, saat aku melihat betapa berubahnya SMASA kini, aku pun langsung menuju Tulip.net untuk sharing hal tersebut.

Puas berSharing ria sambil facebookan, aku kembali ke sekolah untuk mengambil legalisir ijazah dan langsung menuju perjalanan ke Malang. Tapi sayangnya, sekian lama aku menunggu kendaraan yang sering kali disebut "kol" itu, aku tak juga menjumpainya. Akhirnya aku pun bertanya kepada tukang becak yang yang berada di agak jauh dariku. Ternyata, sekian lama aku ga ke Kota, perubahan itu telah nampak. Entah berapa banyak perubahan yang telah terjadi. Aku pun tak tahu.

Okay, langsung Skip ke perjalanan ke Kota Malang. Dalam perjalananku ke Kota Apel itu, rasa was-was tak hentinya menghantui pikiranku. Mulai dari aku yang sendirian disana, tanpa teman hingga apa yang harus aku perbuat nanti disana. Semua bgitu samar.

Sampai di Kota Malang, hawa dingin semakin membuatku seakan terjepit dalam keadaan batin yang tak menentu. turun di "TASPEN" Malang dari Bis, aku mencoba memantabkan kaki dan berjalan penuh keyakinan kalau tak akan ada hal yang 'mengerikan'. Berjalan dan terus berjalan sambil sesekali melihati jam digital penuh kenangan yang terpasang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Jam 12:31. Maih jam Istirahat. Pekikku dalam hati. Aku pun melalui gerbang BDK (Balai Diklat Keuangan) Malang dengan begitu saja. Seolah-olah aku tak akan masuk kedalamnya, hari ini. Terus berjalan dan melewati lagi Gerbang BDK yang lain dan tetap menjaga pandangan untuk tetap tenang. Saat melewati Gerbang BDK dekat pos polisi itu, mataku tertuju pada seorang Laki-laki paruh baya dan seorang wanita cantik berjilbab yang berada di belakangnya. Terlihat Bapak itu begitu terburu-buru dan anaknya (wanita itu) seakan ingin cepat-cepat menyelesaikan urusannya. Wajahnya seakan terlipat lipat :)

Aku pun terus berjalan dan memasuki sebuah masjid untuk menunaikan sholat Dhuhur. Sementara kedua orang yang masih belum lepas sepenuhnya oleh pandanganku itu pun terus saja berjalan dan memasuki BDK. Aku yang telah santai dan duduk si salah satu sisi bagian Masjid itu pun mulai sedikit tenang, karena hawa sejuk dalam Masjid itu. lagi lagi tertangkap olehku dua orang yang masih sama dengan yang aku lihat tadi. kali ini wajah sang perempuan tampak begitu tertekuk. Menandakan adanya rasa kecewa dan sebel.

Aku hanya tersenyum. Entah dia tau atau enggak. Aku tersenyum karenya. Aku jadi teringat raut muka seorang wanita yang aku sayang (sampai saat ini) saat ngambek dan kesal. Sementara itu, bapaknya yang bersiap wudhu dan menenangkan anaknya.

Sambil terus menenangkan diri, aku melangkah ke tempat wudhu dan segera memasuki Masjid yang kini dalam proses peluasan area. lagi-lagi tertangkap olehku Perempuan itu menempati tempat yang aku gunakan untuk bersantai sebelumnya. Seakan dia sudah mengincar tempat itu. Mungkin karena ku telah lebih dahulu menempatinya, jadi dia mau menikmati sisa-sisa aroma tubuhku ;) [Just Kidding]

Usai sholat, jam masih juga belum menunjukkan pukul 13:00. itu berarti aku harus menunggu beberapa waktu lagi untuk menghampiri BDK. Aku pun beristirahat sejenak sambil mengotak-atik HP dan ingin sekali update status facebook, tapi sayangnya HP-ku LowBat! Akhirnya aku pun mengSMS seorang teman yang Ku panggil Nafisah. SMS ga penting sih.. tapi seenggaknya ku punya teman share, daripada sendirian dan tanpa aktifitas?

Jam digital ditangan menunjukkan pukul 13:00. Aku pun beranjak dari masjid dan menuju BDK. Naas, ternyata meskipun jam istirahat itu telah habis, tapi Penitia kelengkapan berkas USM belum juga datang. Kata penjaga (satpam): "Mungkin nanti jam satu seperempat baru datang". Aku pun sempat ngobrol sedikit dengan para penjaga BDK nitu. Tapi Perut ni berteriak minta diisi. Tanpa banayk bicara, aku pun berpamitan untuk meninggakan BDK sejenak.

Aku berjalan mencari tempat makan yang murah.Aku jalan dan terus berjalan. Di mana ada tempat makan yang enak dan murah? aku jadi teringat dengan Mas Ridi Mardianto. Seorang yang aku kenal sebentar, tapi aku langsung menginap di kosannya dan bisa menikmati makanan murah ala anak Kos. Coba aja ada anak kos yang aku kenal disini. Pasti aku tak akan susah cari makan. Ku terus berjalan menuju arah Karang Lo dan menemui banyak siswa berbaju putih dengan bertempelkan logo persis yang terpampang di Gedung BDK. Dalam benakku, pasti mereka anak Kos yang menjalani pelatihan di BDK.

Aku pun menelisik dan meneliti dari mana mereka berasal. Aku terus mencari dan ga ketemu juga. Dua Orang berseragam SMA berjalan tepat di depan ku dan mereka berhenti di Sebuah warnet. Apa mungkin di Warnet itu menyediakan makanan Murah? Aku pun teru berjalan dan hanya hamparan kosong yang aku temui. Sepanjang aku melangkah, tak ada tanda-tanda kalau ada warung yang mebdiri tegap disana. Aku pun berbalik arah dan ingin mampir ke warnet saja. Mungkin ada Roti yang bisa aku beli disana. Untungnya, sebelum aku memasuki warnet, ada sebuah Plat Seng terpaku kuat tepat di dekat gerbang warnet itu. Disitu tertulis "Nasi Pecel" dengan warna merah, lengkap dengan panah yang mengarahkanku untuk masuk dalam gang sempit. "Mungkin para Mahasiswa STAN tadi keluar dari tempat ini. Gang kecil yang mudah sekali terlewatkan oleh mata.

Aku memasuki gang itu dan berjalan agak ragu. Apa benar disini tempatnya? Hingga aku menemui sebuat tulisan yang lebih besar dengan kata yang sama, "Nasi Pecel". Aku pun masuh dalam rumah yang beralih fungsi jadi warung nasi pecel itu. Dengan ragu pula aku bertanya "Nasi Pecel??", sejenak 3 orang wanita di dalam melihatiku. mungkin di pikiran mereka "Dari mana anak ini tahu? Warung ini begitu terpencil.
Aku pun terdiam.
"Makan sini atau bungkus??" Tnya seorang wanita paruh baya.
"Makan sini saja, Bu."
Kerumunan 3 orang itu pun berhamburan. Kayaknya aku ngerusak susasana nih.. hehehe..

Malu-malu tapi mau, aku menyntap nasi pecel yang nota bene makanan favoritku itu dengan lahab (bukan lahap lagi. hehehe :D) dan sesekali ditemani SMS dari Nafisah :)

Puas memanjakan Perut, aku kembali melangkah ke BDK. kali ini BDK telah ramai dengan beberapa orang dan lagi lagi perempuan itu dan bapaknya tertangkap mataku. Lama menunggu, aku pun berbincang dengan seorang bapak yang sedari tadi aku temui di Masjid dan sepanjang jalan antara Masjid - BDK. Yupz, dialah Bapak dari Wanita itu.

Usut punya usut, ternyata Mereka berasal dari LUMAJANG dengan tujuan yang sama denganku. Dengan bangga Sang bapak itu menyampaikan keberhasilan-keberhasilan yang anaknya capai. Aku pun mendengarkannya dengan seksama dan hingga akhirnya sang anak ikut nimbrung dalam perbincangan itu. Hehehe...

Lebih dari jam setengah dua, Akhirnya panitia kelengkapan berkas administrasi pun datang. Enam orang Remaja dengan tujuan yang sama itu pun digiring masuk dan menaiki tangga gedung BDK. Tapi kami masih harus menunggu. Dan itu cukup membosankan.

Usai menjalani prosedur, aku pun langsung turun dan mengamankan diri dari berbagai hal yang melelahkan itu. Dengan senyuman aku aku menyapa seorang wanita dalam gedung BDK dan kelur begitu saja.

Diluar, aku masih saja melihat wanita semampai bekerudung itu. Kali ini dia sedang tidak bersama Bapaknya, tapi bersama satpam. Dia bertanya lokasi Ujian. Aku pun ikut nimbrung di dalamnya. Begitu usai, reflek saja aku berkata dan berujar padanya hingga sampai di depan gerbang. Tentu saja yang kita bicarakan saat itu adalah tentang lokasi ujian yang kita nanti akan kita tempati.

Berhenti sejenak di depan gerbang dan masih saling ucap hingga akhirnya dia mengucapakan "aku duluan ya.." aku pun menjawabnya "Ya.." dan kami pun berjalan berlawanan arah. Tapi sebelum jauh, aku berujar "Eh, ada no yang bisa dihubungi ga?" Dia pun berhenti dan tanpa pikir panjang dia memberikan no HP-nya. Tapi sayang, waktu itu aku baru ingat kalau HP-ku Lowbat. Aku pun mencari-cari kertas dan pena untuk menuliskan no HP-nya.

Pelan-pelan ia mengucapkan Angka demi angka hingga genap 12 angka.
"Namanya?" ujarku
"Ani" jawabnya singkat.
Reflek aku berkata "Bang Rhoma Udah Pulang?"
Dan dia hanya membalasnya dengan senyum.
"No Kamu berapa?"
Tanpa pikir panjang, aku pun menyebutkan satu demi satu angka dalam noPe ku.
"Namanya?" tanyanya padaku, percis seperti yang aku tanyakan padanya tadi.
"Edi" Jawabku.

Dan semuanya pun berlalu. Aku berjalan berlawanan arah darinya.

Hm.. Hari yang melelahkan...

0 Response to "Sendirian Beradu Di Kota Orang"

Posting Komentar

Pembaca baik dan bijak, meninggalkan jejak untuk perbaikan penulis. Tuliskan komen dan kritik kamu di bawah ini, atau kamu bisa komen via Facebook Comment